Ceritanya ane punya teman gan, bekerja sebagai tenaga kesehatan di sebuah instansi di jakarta. Jadi kalau ane ada masalah berkaitan dengan penyakit atau obat-obatan biasanya ane ceritain ke doi.
Seperti kemarin, ane ke dokter. Dokter puskesmas karena ane juga merasa hanya penyakit ringan jadi ngapain mahal-mahal ke dokter spesialis. Oke, lewati bagian ini.
Setelah diperiksa, ane ke apotik mengambil obat dan pulang, ane menerima obat 2 jenis masing-masing tertulis 3x1 sehingga dibaca 3 kali sehari. Sejauh pemahaman ane dari kecil dulu, minum obat 3x1 itu artinya pagi, siang, dan sore/malam hari.
Sederhana kan? Tapi dari sinilah kemudian ane didebat teman ane yang nakes tersebut, katanya bahwa tiga kali sehari itu berarti obat itu diminum setiap 8 (delapan) jam sekali, logikanya, sehari ada 24 jam dibagi 3 sama dengan 8, heyyy.. anak eSDe juga ngerti itungan kayak gitu, hanya saja, baru kali ini dapat statemen seperti itu, bahwa minum obat itu tiap 8 jam sekali… (heran) padahal selama ini namanya tiga kali sehari itu pagi, siang, dan sore. Bukan begitu teman?
Karena ane dalam hati masih belum yakin kalau aturan minumnya itu tiap delapan jam sekali. Kalau begitu timbul masalah lagi, ketika kita minumnya katakanlah jam 4 sore maka kita minum setelahnya minimal jam 12 malam (huaaa…) yang bener aja lagi enak tidur kemudian bangun tengah malam cuma buat nelen obat pahit kayak gitu, lagipula kan kalau obat kimia perut harus terisi makanan dulu, bagaimana kalau tidak terbiasa makan di tengah malam, pusing kan? mending obat herbal, bisa diminum tanpa harus terisi makanan terlebih dulu.
Akhirnya, teman ane ngalah (gak tahu, tapi kayaknya masih keukeuh juga dengan pendapatnya) katanya, “Ya udah, tapi minumnya minimal 6 jam sekali, karena kan itu ada obat antibiotiknya.”
“Yes… aku menang kali ini, walaupun, ingin sekali aku menanyakan kepada dokter cara minum obat yang bener itu bagaimana?
Hari berikutnya ane kembali ke dokter lagi untuk kontrol, aku dipanggil, diperiksa dokter, katanya sudah lebih baik (senangnya..), kemudian ke apotik ngambil obat, cuma dikasih antibiotik 10 biji lagi-lagi dengan tulisan 3x1. Berarti untuk tiga hari ke depan. Oia, tidak lupa aku tanyakan hal yang mengganjal kemaren, yaitu tentang cara minum obat yang benar, sehari tiga kali itu bagaimana yang benar, pagi siang sore ataukah tiap delapan jam sekali?
Dijawab oleh mereka (dokter dan pegawai apotek), entahlah, apakah itu untuk sekedar memudahkan ataukah karena kebanyakan pasien puskesmas adalah orang-orang kecil sepertiku, mereka menjawab, “iya tiga kali, pagi siang dan sore.” Selesai dan akupun melangkah pulang, namun entah mengapa seperti ada ketidakpuasan dengan jawaban tadi.
Kemudian kutemui temanku dan kuceritakan perihal berobat tadi pagi tak lupa aku ceritakan tentang tanya jawabku ke dokter puskesmas terutama tentang cara minum obat yang sebelumnya kami perdebatkan. Aku ceritakan bahwa menurut mereka tiga kali sehari itu pagi, siang, dan sore, bukan tiap delapan jam sekali.
Tapi temanku kemudian menjawab dengan tenang, “Berarti dokter puskesmas itu bodoh.”
“Kenapa?” tanyaku.
“Karena ia tidak tahu atau tidak memberi tahu cara minum obat yang benar kepada pasiennya. Mungkin itu untuk memudahkan saja, karena pasien puskesmas kan beda dengan pasien rumah sakit apalagi rumah sakit swasta yang mahal.” Katanya seperti meyakinkan.
“Tapi, dari dulu seperti itu cara minum obat yang umum.” aku masih berkilah.
“Nah, seperti kubilang tadi, itu karena untuk memudahkan saja, coba ingat ketika kemaren kita periksa di rumah sakit, ingat kan obat yang diberikan dokter, ada yang cara minumnya per dua belas jam sekali (24jam x 1), yang berarti diminum semisal dengan sehari satu kali tapi jelas waktunya. Ada yang per enam jam sekali (6jam x 1), yang berarti semisal dengan sehari empat kali minum, itu dokter yang pinter, memang agak ribet, tapi begitulah obat kimia, ada kandungan tertentu yang mengharuskan kita meminumnya harus sesuai dosis yang dianjurkan, apalagi jika itu obat antibiotik, maka jika tidak mau tiga kali itu per delapan jam upayakan per enam jam sekali minumnya..” Panjang lebar temanku menjelaskan seperti menerangkan ke anak SD.
Aku jadi agak bimbang, mana yang harus kupegang perkataannya, kenapa tiap dokter berbeda dalam menjelaskan, atau bahkan tidak menjelaskan jika tidak ditanya. Atau memang seperti itu Kode Etik Kedokteran? Entahlah, akhirnya kuikuti saran temanku, minum obatnya tiap delapan jam sekali, semisal dengan tiga kali dalam sehari, atau minimal enam jam sekali dalam sehari.
Kesimpulannya: Ane ikuti saran bahwa minum obat sebaiknya tiap 8 jam sekali dan untuk antibiotik harus habis ya
Quote:Original Posted By ichapradepi ►
Nice trit gan. Ane tmbahin untuk antibiotik habiskan semua obat yg diresepkan dokter. Jgn karena merasa sehat trus obat distop. Hal ini dapat membuat bakteri menjadi resisten obat tersebut
Karena keingintahuan yang semakin kuat, kemudian coba cari-cari di internet, dan dapat artikel di bawah ini
Sumber
Seperti kemarin, ane ke dokter. Dokter puskesmas karena ane juga merasa hanya penyakit ringan jadi ngapain mahal-mahal ke dokter spesialis. Oke, lewati bagian ini.
Setelah diperiksa, ane ke apotik mengambil obat dan pulang, ane menerima obat 2 jenis masing-masing tertulis 3x1 sehingga dibaca 3 kali sehari. Sejauh pemahaman ane dari kecil dulu, minum obat 3x1 itu artinya pagi, siang, dan sore/malam hari.
Sederhana kan? Tapi dari sinilah kemudian ane didebat teman ane yang nakes tersebut, katanya bahwa tiga kali sehari itu berarti obat itu diminum setiap 8 (delapan) jam sekali, logikanya, sehari ada 24 jam dibagi 3 sama dengan 8, heyyy.. anak eSDe juga ngerti itungan kayak gitu, hanya saja, baru kali ini dapat statemen seperti itu, bahwa minum obat itu tiap 8 jam sekali… (heran) padahal selama ini namanya tiga kali sehari itu pagi, siang, dan sore. Bukan begitu teman?
Karena ane dalam hati masih belum yakin kalau aturan minumnya itu tiap delapan jam sekali. Kalau begitu timbul masalah lagi, ketika kita minumnya katakanlah jam 4 sore maka kita minum setelahnya minimal jam 12 malam (huaaa…) yang bener aja lagi enak tidur kemudian bangun tengah malam cuma buat nelen obat pahit kayak gitu, lagipula kan kalau obat kimia perut harus terisi makanan dulu, bagaimana kalau tidak terbiasa makan di tengah malam, pusing kan? mending obat herbal, bisa diminum tanpa harus terisi makanan terlebih dulu.
Akhirnya, teman ane ngalah (gak tahu, tapi kayaknya masih keukeuh juga dengan pendapatnya) katanya, “Ya udah, tapi minumnya minimal 6 jam sekali, karena kan itu ada obat antibiotiknya.”
“Yes… aku menang kali ini, walaupun, ingin sekali aku menanyakan kepada dokter cara minum obat yang bener itu bagaimana?
Hari berikutnya ane kembali ke dokter lagi untuk kontrol, aku dipanggil, diperiksa dokter, katanya sudah lebih baik (senangnya..), kemudian ke apotik ngambil obat, cuma dikasih antibiotik 10 biji lagi-lagi dengan tulisan 3x1. Berarti untuk tiga hari ke depan. Oia, tidak lupa aku tanyakan hal yang mengganjal kemaren, yaitu tentang cara minum obat yang benar, sehari tiga kali itu bagaimana yang benar, pagi siang sore ataukah tiap delapan jam sekali?
Dijawab oleh mereka (dokter dan pegawai apotek), entahlah, apakah itu untuk sekedar memudahkan ataukah karena kebanyakan pasien puskesmas adalah orang-orang kecil sepertiku, mereka menjawab, “iya tiga kali, pagi siang dan sore.” Selesai dan akupun melangkah pulang, namun entah mengapa seperti ada ketidakpuasan dengan jawaban tadi.
Kemudian kutemui temanku dan kuceritakan perihal berobat tadi pagi tak lupa aku ceritakan tentang tanya jawabku ke dokter puskesmas terutama tentang cara minum obat yang sebelumnya kami perdebatkan. Aku ceritakan bahwa menurut mereka tiga kali sehari itu pagi, siang, dan sore, bukan tiap delapan jam sekali.
Tapi temanku kemudian menjawab dengan tenang, “Berarti dokter puskesmas itu bodoh.”
“Kenapa?” tanyaku.
“Karena ia tidak tahu atau tidak memberi tahu cara minum obat yang benar kepada pasiennya. Mungkin itu untuk memudahkan saja, karena pasien puskesmas kan beda dengan pasien rumah sakit apalagi rumah sakit swasta yang mahal.” Katanya seperti meyakinkan.
“Tapi, dari dulu seperti itu cara minum obat yang umum.” aku masih berkilah.
“Nah, seperti kubilang tadi, itu karena untuk memudahkan saja, coba ingat ketika kemaren kita periksa di rumah sakit, ingat kan obat yang diberikan dokter, ada yang cara minumnya per dua belas jam sekali (24jam x 1), yang berarti diminum semisal dengan sehari satu kali tapi jelas waktunya. Ada yang per enam jam sekali (6jam x 1), yang berarti semisal dengan sehari empat kali minum, itu dokter yang pinter, memang agak ribet, tapi begitulah obat kimia, ada kandungan tertentu yang mengharuskan kita meminumnya harus sesuai dosis yang dianjurkan, apalagi jika itu obat antibiotik, maka jika tidak mau tiga kali itu per delapan jam upayakan per enam jam sekali minumnya..” Panjang lebar temanku menjelaskan seperti menerangkan ke anak SD.
Aku jadi agak bimbang, mana yang harus kupegang perkataannya, kenapa tiap dokter berbeda dalam menjelaskan, atau bahkan tidak menjelaskan jika tidak ditanya. Atau memang seperti itu Kode Etik Kedokteran? Entahlah, akhirnya kuikuti saran temanku, minum obatnya tiap delapan jam sekali, semisal dengan tiga kali dalam sehari, atau minimal enam jam sekali dalam sehari.
Kesimpulannya: Ane ikuti saran bahwa minum obat sebaiknya tiap 8 jam sekali dan untuk antibiotik harus habis ya
Quote:Original Posted By ichapradepi ►
Nice trit gan. Ane tmbahin untuk antibiotik habiskan semua obat yg diresepkan dokter. Jgn karena merasa sehat trus obat distop. Hal ini dapat membuat bakteri menjadi resisten obat tersebut
Karena keingintahuan yang semakin kuat, kemudian coba cari-cari di internet, dan dapat artikel di bawah ini
Spoiler for Cara Minum Obat yang Benar
Quote:Cara Minum Obat yang Benar
Pernah ga merasa udah berobat ke dokter setelah dua-tiga hari kok ga sembuh juga. mungkin kita tidak harus mengatakan obatnya ga manjur tapi lihat apakah cara minum obatnya sudah bener atau belum.
Quote:PERTAMA “Periode Minum”
Jika saya sakit dan harus minum obat tiga kali sehari maka minum obatnya tidak boleh sekehendak hati. minum kalo ingat apalagi minumnya ga jelas kapan dan suka lupa *kayanya banyak nih yang kaya gini*. yang benar satu hari 24 jam dibagi tiga adalah 8 jam, maka contoh minum obat yang tepat adalah jam 06.00 WIB pagi lalu siang jam 14.00 WIB dan malam jam 22.00 WIB.
Perjalanan obat dialam tubuh atau bahasa kerennya farmakokinetiknya agak ribet, untuk mengetahui berapa kadar obat di dalam darah setiap obat punya profil bioavailability * bentuknya seperti kurva yang ada takaran/batas Minimum efektif Consentration (MEC) dan maksimum Efektif terapetik (MET). jadi meski kita minum obat sudah tiga kali sehari tapi periodenya tidak terpat atau malah molor makar kadarnya di bawah MEC.
Quote:KEDUA ” Sebelum Makan atau sesudah makan”
Banyak orang beranggapan yang penting obatnya udah saya minum glek glek hehehe ternyata ga se simple itu. beberpa obat ada yang absorbsinya baik jika perut kosong atau perut terisi. biasanya golongan antibiotik di minum setelah makan namun itupun tidak bisa dipukul rata. contoh umumnya minum antibiotik amoksisilin sebelummakan dan ampisillin sesudah makan. see……
Tambah lagi deh, sebelum makan artinya perut dalam kondisi kosong. biasanya 1 jam sebelum atau 2 jam setelah makan. sesudah makan artinya obat dapt diminum saat makan untuk mendapatkan absorbsi yang terbaik dan untuk mengurangi rasa tidak nyaman di lambung.
Sebetulnya bagaimana makanan dapat mempengaruhi kerja obat? Obat yang diberikan secara oral akan melalui saluran pencernaan terlebih dahulu. Oleh karena itu hasil kerja obat di dalam tubuh manusia sangat mungkin dipengaruhi oleh makanan atau minuman yang dikonsumsinya. Mekanismenya bisa terjadi melalui penghambatan penyerapan obat atau dengan mempengaruhi aktivitas enzim di saluran cerna ataupun enzim di hati.
Ada 2 kemungkinan hasil interaksi obat dan makanan. Yang pertama interaksi obat dan makanan dapat mengurangi atau bahkan menghilangkan khasiat atau manfaat obat dan yang kedua dapat meningkatkan efek samping atau efek dari obat itu sendiri.
Quote:KETIGA “takaran yang pas”
Kalo dapet obat batuk di suruh minum satu sendok teh maka artinya buka sendok teh kecil yang ada di rumah kita. sendok kecil umum di indonesia hanya berkisar 3mL, sementara takaran yang tepat untuk satu sendok teh adalah 5 mL.
untuk sendok besar yang ada di rumah kita mungkin hanya berkisar 7 mL, sementara takaran yang benar untuk satu sendok makan adalah 15 ML.
Pernah ga merasa udah berobat ke dokter setelah dua-tiga hari kok ga sembuh juga. mungkin kita tidak harus mengatakan obatnya ga manjur tapi lihat apakah cara minum obatnya sudah bener atau belum.
Quote:PERTAMA “Periode Minum”
Jika saya sakit dan harus minum obat tiga kali sehari maka minum obatnya tidak boleh sekehendak hati. minum kalo ingat apalagi minumnya ga jelas kapan dan suka lupa *kayanya banyak nih yang kaya gini*. yang benar satu hari 24 jam dibagi tiga adalah 8 jam, maka contoh minum obat yang tepat adalah jam 06.00 WIB pagi lalu siang jam 14.00 WIB dan malam jam 22.00 WIB.
Perjalanan obat dialam tubuh atau bahasa kerennya farmakokinetiknya agak ribet, untuk mengetahui berapa kadar obat di dalam darah setiap obat punya profil bioavailability * bentuknya seperti kurva yang ada takaran/batas Minimum efektif Consentration (MEC) dan maksimum Efektif terapetik (MET). jadi meski kita minum obat sudah tiga kali sehari tapi periodenya tidak terpat atau malah molor makar kadarnya di bawah MEC.
Quote:KEDUA ” Sebelum Makan atau sesudah makan”
Banyak orang beranggapan yang penting obatnya udah saya minum glek glek hehehe ternyata ga se simple itu. beberpa obat ada yang absorbsinya baik jika perut kosong atau perut terisi. biasanya golongan antibiotik di minum setelah makan namun itupun tidak bisa dipukul rata. contoh umumnya minum antibiotik amoksisilin sebelummakan dan ampisillin sesudah makan. see……
Tambah lagi deh, sebelum makan artinya perut dalam kondisi kosong. biasanya 1 jam sebelum atau 2 jam setelah makan. sesudah makan artinya obat dapt diminum saat makan untuk mendapatkan absorbsi yang terbaik dan untuk mengurangi rasa tidak nyaman di lambung.
Sebetulnya bagaimana makanan dapat mempengaruhi kerja obat? Obat yang diberikan secara oral akan melalui saluran pencernaan terlebih dahulu. Oleh karena itu hasil kerja obat di dalam tubuh manusia sangat mungkin dipengaruhi oleh makanan atau minuman yang dikonsumsinya. Mekanismenya bisa terjadi melalui penghambatan penyerapan obat atau dengan mempengaruhi aktivitas enzim di saluran cerna ataupun enzim di hati.
Ada 2 kemungkinan hasil interaksi obat dan makanan. Yang pertama interaksi obat dan makanan dapat mengurangi atau bahkan menghilangkan khasiat atau manfaat obat dan yang kedua dapat meningkatkan efek samping atau efek dari obat itu sendiri.
Quote:KETIGA “takaran yang pas”
Kalo dapet obat batuk di suruh minum satu sendok teh maka artinya buka sendok teh kecil yang ada di rumah kita. sendok kecil umum di indonesia hanya berkisar 3mL, sementara takaran yang tepat untuk satu sendok teh adalah 5 mL.
untuk sendok besar yang ada di rumah kita mungkin hanya berkisar 7 mL, sementara takaran yang benar untuk satu sendok makan adalah 15 ML.
Spoiler for Tanya Jawab Aturan minum obat
Quote:Tanya jawab tentang aturan minum obat
Berikut beberapa pendapat umum tentang minum obat
Quote:1. Sebelum minum obat harus makan terlebih dahulu
Jawaban : Bisa benar, bisa salah
Ada obat-obat yang harus diminum setelah makan karena obat-obat ini mengiritasi lambung, tetapi ada juga golongan obat yang harus diminum sebelum makan, karena adanya makanan dalam lambung dapat menghambat penyerapannya.
Quote:2. Minum obat dengan softdrink bisa mabok
Jawaban: Bisa benar, bisa salah
Softdrink mengandung karbonat yang mudah bereaksi dengan zat kimia lain yang terkandung dalam obat. Oleh karena itu minum obat bersama minuman bersoda sangat tidak dianjurkan. Kalau tentang mabok atau tidak, tergantung obat apa yang dikonsumsi dan bagaimana keadaan tubuh seseorang, karena reaksi obat pada orang yang satu dengan orang yang lain bisa berbeda. Minum obat paling baik dengan air putih.
Quote:3. Vitamin C bisa menimbulkan maag
Jawaban: Bisa benar, bisa salah
Vitamin C bersifat mengiritasi lambung, oleh karena itu jangan dikonsumsi saat perut kosong. Tetapi seiring perkembangan di bidang farmasi, saat ini gugus asam pada vitamin C ada yang diesterifikasi sehinga tidak bersifat asam lagi dan akibatnya tidak lagi mengiritasi lambung (ex:Ester C). Vitamin C jenis ini relatif aman bila diminum sebelum makan.
Quote:4. Obat pusing bisa diminum saat perut kosong
Jawaban: Benar
Obat pusing biasanya mengandung parasetamol atau metampiron. Zat-zat ini penyerapannya akan terhambat dengan adanya makanan dalam lambung. Jadi dianjurkan untuk minum obat ini saat perut kosong agar didapat efek yang cepat.
Quote:5. Tidak boleh minum obat bersama susu
Jawaban: Benar
Susu tersusun atas materi yang cukup kompleks, salah satunya adalah kalsium. Beberapa obat diketahui bereaksi dengan kalsium susu sehingga dapat menghambat penyerapannya misalnya tetrasiklin. Bila penyerapannya terhambat, obat tidak dapat memberikan efek yang diharapkan.
Quote:6. Kapan Saat yang Tepat untuk Minum Obat?
Mengkonsumsi obat, baik obat bebas atau obat dengan resep dokter termasuk antibiotik sebaiknya tidak dilakukan saat perut dalam keadaan kosong karena dapat menyebabkan efek yang buruk. Selalu gunakan air putih bukan kopi, susu atau teh saat minum obat. Dan yang terpenting selalu ikuti anjuran pemakaian agar terhindar dari efek samping yang berbahaya.
Berikut beberapa pendapat umum tentang minum obat
Quote:1. Sebelum minum obat harus makan terlebih dahulu
Jawaban : Bisa benar, bisa salah
Ada obat-obat yang harus diminum setelah makan karena obat-obat ini mengiritasi lambung, tetapi ada juga golongan obat yang harus diminum sebelum makan, karena adanya makanan dalam lambung dapat menghambat penyerapannya.
Quote:2. Minum obat dengan softdrink bisa mabok
Jawaban: Bisa benar, bisa salah
Softdrink mengandung karbonat yang mudah bereaksi dengan zat kimia lain yang terkandung dalam obat. Oleh karena itu minum obat bersama minuman bersoda sangat tidak dianjurkan. Kalau tentang mabok atau tidak, tergantung obat apa yang dikonsumsi dan bagaimana keadaan tubuh seseorang, karena reaksi obat pada orang yang satu dengan orang yang lain bisa berbeda. Minum obat paling baik dengan air putih.
Quote:3. Vitamin C bisa menimbulkan maag
Jawaban: Bisa benar, bisa salah
Vitamin C bersifat mengiritasi lambung, oleh karena itu jangan dikonsumsi saat perut kosong. Tetapi seiring perkembangan di bidang farmasi, saat ini gugus asam pada vitamin C ada yang diesterifikasi sehinga tidak bersifat asam lagi dan akibatnya tidak lagi mengiritasi lambung (ex:Ester C). Vitamin C jenis ini relatif aman bila diminum sebelum makan.
Quote:4. Obat pusing bisa diminum saat perut kosong
Jawaban: Benar
Obat pusing biasanya mengandung parasetamol atau metampiron. Zat-zat ini penyerapannya akan terhambat dengan adanya makanan dalam lambung. Jadi dianjurkan untuk minum obat ini saat perut kosong agar didapat efek yang cepat.
Quote:5. Tidak boleh minum obat bersama susu
Jawaban: Benar
Susu tersusun atas materi yang cukup kompleks, salah satunya adalah kalsium. Beberapa obat diketahui bereaksi dengan kalsium susu sehingga dapat menghambat penyerapannya misalnya tetrasiklin. Bila penyerapannya terhambat, obat tidak dapat memberikan efek yang diharapkan.
Quote:6. Kapan Saat yang Tepat untuk Minum Obat?
Mengkonsumsi obat, baik obat bebas atau obat dengan resep dokter termasuk antibiotik sebaiknya tidak dilakukan saat perut dalam keadaan kosong karena dapat menyebabkan efek yang buruk. Selalu gunakan air putih bukan kopi, susu atau teh saat minum obat. Dan yang terpenting selalu ikuti anjuran pemakaian agar terhindar dari efek samping yang berbahaya.
Sumber
SELURUH ARTIKEL BERASAL DARI KASKUS HT, kami tidak bertanggung jawab dari informasi yang ada disini